LAPORAN  PKP
(PDGK 4501)


METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
 PESERTA DIDIK KELAS V.B SD NEGERI 018 SINGKEP
 

Diajukan unt uk memenuhi salah satu syarat matakuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
( Pendidikan Guru Sekolah Dasar PDGK 4501 )


 




Disusun oleh :

SUCI ZURAINA
NIM 017347443

REGISTRASI 2015.1 PROGRAM STUDI S-1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
POKJAR DABO SINGKEP 



UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BATAM
TAHUN 2015

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik kelas V.B Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Di SD Negeri 018 Singkep

Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015



Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional PDGK 4501



Disusun oleh:

SUCI ZURAINA
NIM 820145886

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pokjar 19032/Dabo Singkep Masa Registrasi 2015.1



Batam,      Juni 2015

Kepala UPBJJ-UT Batam


drh. ISMED SAWIR, M.Sc
NIP 19580305 198903 1 003



PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Judul

:
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V.B melalui Metode Kooperatif tipe STAD di SD Negeri 018 Singkep Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

Nama Mahasiswa
:
SUCI ZURAINA
NIM
:
820145886
Program Studi
:
S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tempat Mengajar
:
SD Negeri 018 Singkep
Jumlah Siklus Pembelajaran
:
Dua siklus
Hari dan tanggal Pelaksanaan
:
1.      Siklus I Rabu,22 April 2015
2.      Siklus II Rabu,29 April 2015

Masalah yang merupakan fokus perbaikan:
1.      Rendahnya pemahaman peserta didik terhadap materi Bangun Ruang
2.      Peningkatan kualitas hasil belajar tiap siklus.
3.      Menambah wawasan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan pembelajaran secara profesional.
                                                                                   
Dabo, 3 Juni 2015
Supervisor 1,



Fezi Karyadi,S.Pd.M,Pd
NIP.19770318 200012 1 002
Mahasiswa,



Suci Zuraina
NIM 820145886





LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi matakuliah PKP pada program studi SI PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,kaidah,dan etika penulisan karya ilmiah

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian bagian tertentu,Saya bersedia menerima sanksi,termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undang yang berlaku.


Dabo Singkep,     Juni 2015
Yang membuat pernyataan





    SUCI ZURAINA
     NIM.820145886











KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirobbilalamin, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas Rahmad-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang berjudul:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD  PADA PESERTA DIDIK KELAS V.B SEMESTER 2 SD NEGERI 018 SINGKEP

Penelitian ini merupakan tugas yang diberikan kepada penulis sebagai satu diantara syarat keberhasilan dalam mengikuti program Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada UPBJJ-UT Batam.
            Penelitian ini dapat kami diselesaikan atas kerjasama yang baik dan bantuan dari berbagai pihak terkait, untuk itu sudah selayaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.        Kepala UPBJJ-UT Batam beserta staf.
2.        Pengelola Program S.1 UT Dinas Pendidikan Kabupaten Lingga.
3.        Ibu Kamarariah,S.Pd,SD sebagai Kepala SD Negeri 018 Singkep.
4.        Bapak Fezi Karyadi,S.Pd.M,Pd sebagai Supervisor 1.
5.        Bapak Fauzi,S.Pd,SD sebagai Supervisor 2 dan Penilai 2.
6.        Ibu Jusmaniah,S.Pd,SD Sebagai Penilai 1.
7.        Peserta didik Kelas V.B SD Negeri 018 Singkep.
8.        Teman-teman Seperjuangan
9.        Ibu dan Adik-adik Tercinta yang senantiasa mendukung.




Sebagai ungkapan rasa terima kasih, penulis memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa semoga kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis, sehingga terselesaikannya laporan PKP ini, selalu mendapat rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Penulis berkeyakinan bahwa laporan PKP ini masih sangat perlu disempurnakan, oleh karenanya semua kritik dan saran yang konstruktif akan diterima dengan terbuka untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga laporan PKP ini dapat memenuhi fungsinya, dan bermanfaat.

            Penulis menyadari bahwa laporan penelitian yang penulis sajikan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran tetap diharapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
            Terima kasih, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun pada khususnya
                                                                               
                                                                                Dabo,    Juni 2015
                                                                                Peneliti,



                                                                                Suci Zuraina
                                                                                NIM.820145886











DAFTAR  ISI

JUDUL .......................................…………………………………………………
i
LEMBAR PENGESAHAN  KEPALA UPBJJ-UT ………………………………..
ii
LEMBAR PENGESAHAN  SUPERVISOR 1 …………………………………….
iii
LEMBAR PERNYATAAN  BEBAS PLAGIAT OLEH MAHASISWA ................
iv
KATA PENGANTAR  ...........................................………………………………...
v
DAFTAR ISI ..........................…………………………………………………...
vii
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………...
ix
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK …… . ……………………………………….....
x
ABSTRAK ………………………………………………………………………….
xi




BAB I
:
PENDAHULUAN………………………..………………………….
1


A.
Latar Belakang ……………………...………………………….
1


B.
Rumusan Masalah ………………...…………………………....
3


C.
Tujuan ........................................... …………………………….
3


D.
Manfaat Perbaikan Pembelajaran ………………………….......
3




BAB II
:
KAJIAN PUSTAKA  ..........................................................................
5




BAB III
:
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN  ......................
15


A.
Subjek, Tempat, Waktu, Pihak yang membantu Penelitian ........
15


B.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran  ..................................
16



1.
Siklus I...............................................................................
16



2.
Siklus II............................................................................
18


C.
Teknik Analisis Data …………………………………………...
20

BAB IV
:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
22


A.
Deskripsi Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia ...........
22



1.
Siklus I  .........................................................................
22



2.
Siklus II  .........................................................................
27







B.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ...........
31



1.
Pembelajaran Siklus I .....................................................
31



2.
Pembelajaran pada Siklus II ..........................................
32







BAB V
:
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ..........................
34


A.
Simpulan ..............................................................................
34


B.
Saran Tindak Lanjut  .......................................................
34


DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
36


DAFTAR LAMPIRAN

  1. Surat Kesediaan Supervisor 2 Sebagai Pembimbing
  2. Daftar Riwayat Hidup Supervisor 2
  3. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas  ( PTK )
  4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Prasiklus
  5. Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP ) Siklus 1
  6. Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP ) Siklus 2
  7. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika Siklus 1
  8. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika Siklus 2
  9. Jurnal Pembimbing Supervisor 2 PKP
  10. Hasil Pekerjaan Peserta Didik Yang Terbaik dan Terburuk
  11. Dokumentasi Penelitian
  12. APKG Siklus 1 dan Siklus 2
  13. Rekap APKG
  14. Lembar Pemeriksaan Laporan PKP
  15. Lembar Perhitungan Skor PKP
  16. Lembar Pengolahan Pemeriksaan Laporan PKP


DAFTAR TABEL-TABEL

halaman
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
16
Tabel 4.1
Daftar Siklus 1 Kelas V.B Matematika
24
Tabel 4.2
Distribusi Nilai Matematika Kelas V.B
25
Tabel 4.3
Daftar Nilai Siklus 2
29
Tabel 4.4
Distribusi Nilai Matematika kelas V.B
30
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai I dan II
31






DAFTAR GRAFIK

halaman
Grafik 1.
Grafik Perolehan Nilai Peserta Didik siklus I
25
Grafik 2.
Grafik Perolehan Nilai Peserta Didik siklus II
30
Grafik 3
Grafik Rekapitulasi ketuntasan siklus 1 dan siklus 2
31






ABSTRAK


Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V.B SD Negeri 018 Singkep Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

Suci Zuraina NIM 820145886. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Peserta Didik kelas V.B SD Negeri 018 Singkep.Dalam pelaksanaannya menggunakan model pembelajaran  Kooperatif tipe STAD dan subjek penelitiannya adalah Peserta Didik kelas V.B SD Negeri 018 Singkep sebanyak 20 Orang dengan waktu penelitian yaitu tanggal 22 April dan 29 April 2015.Hasil penilaian pembelajaran dalam kemampuan Peserta Didik dalam materi Bangun Ruang menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD telah menunjukkan peningkatan.Kriteria keberhasilan KKM pelajaran Matematika kelas V.B dikonversikan dengan nilai 62. Pembelajaran Matematika pada siklus 1 terdapat  7 peserta didik yang Tuntas, dan 13 peserta didik yang tidak tuntas.Dengan persentase ketuntasan 40 %. Namun pada siklus siklus 2 kenaikan hasil belajar meningkat menjadi 18 peserta didik tuntas dan 2 peserta didik yang tidak tuntas,atau dengan persentase ketuntasan 90 %. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe STAD sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk materi Bangun Ruang.

Kata Kunci : Hasil belajar,meningkat,kooperatif tipe STAD.bangun ruang

           
 BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang  Masalah
Dunia Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan Manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian. Pendidikan meiliki kekuatan yang dinamis melalui wadah ini seseorang dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal. Berbicara mengenai Pendidikan tidak terlepas dari komponen pendidikan itu sendiri antara lain guru dan siswa melalui proses pembelajaran yang dapat berhasil dengan baik apabila guru mampu dan mau menguasai berbagai kemampuan untuk mengembangkan diri secara profesional. Sejalan dengan program tersebut diatas melakukan perbaikan pembelajaran Matematika kelas V B pada SD Negeri 018 Singkep untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah pemantapan kemampuan profesional (PKP.PDGK4501) program S1-PGSD pada Universitas Terbuka ( UT ).
Belajar tercermin dari kognitif menyangkut kecerdasan atau intelektualitasnya. Seperti pengetahuan yang dikuasai  maupun cara berpikir, afektif menyangkut aspek perasaan dan emosi, dan psikomotorik mencangkup kemampuan yang mencangkup kemampuan yang menyangkut keterampilan fisik dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu,seperti keterampilan dalam bidang.
Namun kondisi pembelajaran di Kelas V.B SDN 018 Singkep tidak tercapai seperti apa yang diharapkan yaitu pada mata pelajaran Matematika hanya 3 peserta didik yang nilainya baik, 3 orang  nilainya sedang dan 14 nilainya kurang maka penulis identifikasi dan analisa seperti dibawah ini ;



1.    Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan tersebut yaitu :
a.         Sebagian peserta didik pasif, kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b.        Sebagian peserta didik tidak mengerti dengan pembelajaran.
c.         Motivasi belajar peserta didik kurang terhadap pembelajaran Matematika.
d.        Penulis memilih metode kurang tepat terhadap pembelajaran Matematika. Kelas 5  pada mata pelajaran Bangun Ruang.
e.         Tidak menggunakan alat peraga atau media yang sesuai dan tepat sasaran.

2.    Analisa Masalah
Dari identifikasi masalah pada pembelajaran Matematika tentang pembelajaran Bangun ruang penulis menganalisa serta merumuskan masalah yang terjadi. Adapun analisa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran Matematika adalah :
a.              Dalam mengajar,Penulis terlalau banyak menggunakan metode ceramah.
b.             Penulis tidak melibatkan peserta didik ketika menjelaskan materi.
c.              Penulis kurang memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik.

3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dengan adanya PKP ini,penulis berencana untuk memperbaiki nilai Matemematika kelas V.B SD Negeri 018 Singkep Kabupaten Lingga dengan menggunakan metode Kooperatif Tipe STAD.





B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan sebuah masalah sebagai berikut :
1.             Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang Bangun Ruang kelas V.B SD Negeri 018 Singkep ?
2.             Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik tentang Bangun Ruang kelas V.B SD Negeri 018 Singkep ?

C.      Tujuan penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan permasalahan diatas,maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1.      Meningkatkan hasil belajar peserta didik Pelajaran Matematika dengan materi Bangun Ruang dikelas V.B SD Negeri 018 Singkep dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2.      Menerapkan langkah-langkah model  pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik Pelajaran Matematika dengan materi Bangun Ruang dikelas V.B SD Negeri 018 Singkep.

D.        Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari perbaikan pembelajaran yang ditempuh dalam dua siklus, maka penulis menemukakan adanya manfaat dari perbaikan pembelajaran tersebut, manfaat perbaikan itu adalah :





1.             Manfaat bagi guru.
Manfaat bagi guru adalah sebagai berikut :
a.         Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena dengan adanya perbaikan menimbulkan rasa puas karena sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b.        Penelitian yang dilakukan di dalam kelas,sehingga focus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku penulis dan peserta didik dalam melakukan interaksi.
c.         Penulis dapat berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.

2.             Manfaat bagi peserta didik.
Manfaat yang akan didapat peserta didik adalah sebagai berikut :
a.         Dengan adanya perbaikan pembelajaran maka dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b.        Peserta didik dapat perhatian khusus dari guru.
c.         Peserta didik  dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri.

3.             Manfaat bagi Sekolah
a.         Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk siswa. Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perbaikan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat.
b.        Hubungan kolegial yang sehat yang tumbuh dari rasa saling saling membutuhkan akan menumbuhkan iklim kerja sama yang kondusif untuk memajukan sekolah.
c.         Strategi atau teknik pembelajaran dapat dihasilkan dari sekolah ini untuk disebarluaskan kepada sekolah


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.           Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah.  Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan Undang-Undang  Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Apabila ditarik secara garis besar dapat di artikan pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik masyarakatnya.

B.            Karakteristik Siswa SD
Anak memiliki kematangan untuk belajar, karena pada masa ini dia sudah siap untuk menerima percakapan-percakapan baru yang diberikan oleh sekolah.Pada masa pra-sekolah sampai dengan usia sekitar 8 tahun tekanan belajar lebih difokuskan pada ”bermain”, sedangkan pada masa Sekolah Dasar aspek intelektualitas sudah mulai ditekankan.
Pada masa usia sekolah Dasar ini sering pula sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Menurut pendapat ini, masa keserasian bersekolah dibagi dalam dua fase yaitu ;
1.      Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar (6 tahun sampai usia sekitar 8 tahun). Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 1 sampai dengan kelas 3. Jadi kelas 1 sampai dengan kelas 3 termasuk dalam kategori kelas rendah;
2.      Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (9 tahun sampai kira-kira umur 12).Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 4 sampai dengan kelas 6. Jadi kelas 4 sampai kelas 6 termasuk dalam kategori kelas tinggi;

Pada masing-masing fase tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing. Masa-masa kelas rendah siswa memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut:
1.         Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah
2.         Adanya sikap yang cenderung untuk memenuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional
3.         Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
4.         Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain
5.         Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting
6.         Pada masa ini (terutama pada umur 6,0-8,0) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak
7.         Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak
8.         Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain dengan bekerja
9.         Kemampuan mengingat (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan.
Sedangkan ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di Sekolah Dasar yaitu :
1.         Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis;
2.         Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar;
3.         Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor;
4.         Sampai kira-kira umur 11 anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya.Setelah kira-kira umur 11 pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
5.         Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
6.         Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri;
7.         Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali dianggap sebagai manusia yang serba tahu.

C.           Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.

Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :

1.         Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.         Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.         Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4.         Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang  menentukan hasil  belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan  ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

D.           Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

E.            Pembelajaran Matematika di SD

Matematika merupakan hal penting bagi insan manusia karena sering dipakai kegiatan di masyarakat seperti menghitung uang saku atau menentukan jam berangkat ke sekolah. Pendidikan matematika di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa. Tujuan pembelajaran di SD untuk mengetahui dasar ilmu hitung untuk nantinya melanjutkan ke sekolah menengah pertama.
Dalam pembelajaran matematika SD, agar bahan pengajaran yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu pembelajaran yang disebut dengan media. Media adalah alat bantu pembelajaran  yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran serta digunakan siswa untuk terlibat langsung dengan pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika media konkret sangat diperlukan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan


F.           Student Team Achievement Division (STAD)

     Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
     Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
     Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
a.    Penyajian Kelas  Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b.    Menetapkan siswa dalam kelompok.Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang.
c.    Tes dan Kuis .Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
d.   Skor peningkatan individual. Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e.    Pengakuan kelompok.Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.


G.           Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dikenal dengan nama Classroom Action Reserch merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Ide tentang penelitian tindakan pertama kali dikembangka noleh Kurt dan lewin pada tahun 1946.Beberapa pengertian PTK menurut para ahli :
Menurut Lewin (Tahir 2012:77), PTK merupakan siasat guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri atau dengan perbandingan dari guru lain.
Menurut Bahri (2012:8), Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk  memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik.
Menurut Suyadi,2012:18, PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu objek tertentu dengan menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data dengan tujuan meningkatkan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dan kelas adalah tempat di mana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama. 





berikut ini dikemukakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian tindakan kelas tersebut. :
1)      Langkah pertama, guru harus melakukan identifikasi dan analisis masalah Pembelajaran.
2)      Langkah kedua, guru harus membuat perencanaan PTK dengan siklus-siklusnya, yang di antaranya meliputi :
a.       menyusun rpp
b.      menyusun instrumen tes
c.       menyusun lembar tugas
d.      menyusun pertanyaan wawancara
e.       menyusun format observasi
f.       menyusun angket
3)      Langkah ketiga, setelah perencanaan disusun secara matang dan memadai, guru dapat melaksanakan PTK sesuai dengan urutan siklus yang direncanakan, di antaranya meliputi :
a.       melakukan tindakan sesuai dengan rpp
b.      melakukan observasi
c.       merekam atau mencatat hasil observasi
d.      melakukan evaluasi hasil belajar
e.       melakukan evaluasi kinerja
f.       melakukan wawancara
g.      dsb.
4)      Langkah keempat, jika rencana yang sudah dibuat dilaksanakan, langkah selanjutnya guru melakukan refleksi terhadap tindakan dengan mempertimbangkan informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil tes, hasil quiz, atau informasi lainnya. Dalam refleksi tersebut, guru perlu mempertimbangkan dan menggambarkan secara objektif hal-hal berikut  :

a.       Apakah proses tindakan sudah berjalan dengan baik?
b.      Apakah proses belajar lancar?
c.       Apakah hasil belajar meningkat?
d.      Apakah masalah kelas teratasi?
5)      Langkah kelima, berdasarkan hasil refleksi yang sudah dilakukan, guru dapat membuat simpulan tentang proses dan hasil belajar yang dicapai melalui tindakan yang dijalankan itu. Simpulan tersebut dapat berupa
a.       proses belajar telah berjalan lancar dan baik atau proses belajar belum berjalan dengan baik,
b.      hasil belajar telah memenuhi kriteria yang diharapkan atau hasil belajar belum memenuhi harapan,
c.       kondisi pembelajaran telah dapat diperbaiki atau kondisi pembelajaran masih perlu dibenahi atau diperbaiki lagi
d.      dan sebagainya.
6)      Langkah keenam, berdasarkan simpulan yang telah dibuat dari hasil refleksi, langkah selanjutnya guru harus membuat keputusan. Keputusan tersebut dapat berupa pernyataan sebagai berikut :
a.       Jika masalah yang dirumuskan sudah dicapai, pelaksanaan tindakan dapat diakhiri (selesai).
b.      Jika masalah dianggap belum teratasi, perlu dilakukan siklus 2.
c.       Jika PTK masih dilanjutkan pada siklus II, perlu dimulai lagi perencanaan siklus II yang dirancang berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
d.      Demikian seterusnya, sampai permasalahan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat dituntaskan penyelesaiannya.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.      Subjek,Tempat,dan Waktu Penelitian,Pihak yang Membantu

1.      Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada Kelas V SD Negeri 018 Singkep Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga pada Mata pelajaran Matematika. Peserta didik yang diteliti berjumlah 20 orang. Yang terdiri dari 11 orang peserta didik laki-laki dan 9 orang peserta didik perempuan.

2.      Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 018 Singkep dijalan Mutiara Sekop Darat,Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga. Lokasi sekolah dekat dengan perkampungan dan juga dekat dengan laut. Sehingga pengetahuan peserta didik tentang laut dan lingkungan cukup baik.

3.      Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan tanggal 22 Maret s.d 07 Juni 2015. Perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika tiap siklusnya disusun dengan disesuaikan jadwal pelajaran disekolah yaitu sebagai berikut:









Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No

Mata Pelajaran

Siklus

Waktu Pelaksanaan

2.
3.

Matematika
Matematika

Siklus I
Siklus II

Rabu,22 April 2015
Rabu, 29 April 2015


4.      Pihak yang membantu
Pihak yang membantu dalam penelitian ini adalah  :
1)      Fezi Karyadi,S.Pd,M.Pd sebagai tutor pembimbing selaku Supervisor I
2)      Fauzi,S.Pd.SD Selaku Supervisor II dan Penguji II.
3)      Jusmaniah,S.Pd.SD Selaku Penguji I.
4)      Kamariah,S.Pd.SD Selaku Kepala Sekolah SD Negeri 018 Singkep.
5)      Peserta didik kelas V.B SD Negeri 018 Singkep.

B.       Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu  perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1.         Siklus 1
a.              Perencanaan
Berdasarkan temuan pada  studi pendahuluan dan hasil diskusi dengan supervisor 2, penulis merencanakan langkah–langkah yang akan dilaksanakan di kelas dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Secara    operasional dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada tahap ini peneliti menyiapkan :
a.       Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP 1 )
b.      Lembar Observasi
c.       Lembar Penilaian ( APKG PKP 1 dan APKG PKP 2 )
d.      Alat peraga berupa Bangun Ruang ( dibuat dari karton )
e.       Lembar pengamatan

b.             Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama  dilaksanakan pada tanggal 22 April 2015. Pada tahap ini penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran I. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan:
Kegiatan awal  :
1)        Persiapan
2)        Apersepsi
3)        Memotivasi siswa

Pada kegiatan inti   :
1)        Penulis membagi peserta didik menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 ( empat ) peserta didik,secara heterogen menurut prestasi,jenis kelamin,suku,dan lain-lain.
2)        Penulis menyampaikan materi pembelajaran.
3)        Penulis menunjukan alat peraga berupa Bangun ruang yang terdiri dari Tabung,Prisma tegak segi empat,Kerucut,Limas segi empat,Limas segitiga.dan membaginya kepada masing-masing kelompok ( 1 kelompok mendapatkan 1 Bangun ruang ).
4)        Penulis membagikan lembar Kerja Siswa ( LKS ) dikerjakan secara berkelompok.
5)        Peserta didik yang paham tentang Bangun ruang diminta untuk menjelaskan kepada temannya yang kurang mengerti.
6)        Penulis mengadakan Tanya jawab

Pada kegiatan akhir :
1)        Peserta didik dibimbing penulis untuk menyimpulkan pelajaran
2)        Peserta didik diberikan Lembar Evaluasi yang dikerjakan secara individu
3)        Penulis memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran.

c.              Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan,kekurangan, dan kelebihan pada siklus pertama. Kegiatan ini berguna untuk memperbaiki pelajaran pada siklus berikutnya.

d.             Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, serta temuan-temuan lainya maka penulis merumuskan tindak lanjut yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

2.         Siklus  II
a.       Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
1)      Membuat rencana perbaikan pembelajaran dua dengan kompetensi dasar  Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana.
2)      Menyiapkan lembar observasi
3)      Menyiapkan penilaian ( APKG PKP  I dan APKG PKP  II  )
4)      Lembar pengamatan


b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dua pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 22 April 2015.Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan perbaikan dua kegiatan pembelajaran dimulai dengan.
Kegiatan awal  :
1)      Persiapan
2)      Apersepsi
3)      Memotivasi siswa

 Pada kegiatan inti yaitu  :
1)      Penulis membagi peserta didik menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 ( empat ) peserta didik,secara heterogen menurut prestasi,jenis kelamin,suku,dan lain-lain.
2)      Penulis menyajikan materi pembelajaran.
3)      Penulis memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompoknya.Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4)      Penulis memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik.Pada saat ada siswa menjawab kuis/pertanyaan itu,siswa lain tidak boleh membantu.
5)      Penulis menyampaikan agar siswa membaca dan rajin mengulang materi pelajaran yang telah diterima.

     
Pada kegiatan akhir:
1)      Penulis menyimpulkan materi pelajaran dengan melibatkan Peserta didik.
2)      Penulis member evaluasi proses pembelajaran.
3)      Penulis menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

c.       Pengamatan
Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan, kekurangan dan kelebihan pada siklus pertama. Pengamatan ini dilakukan oleh penguji 1 dan penguji 2 yaitu Fauzi,S.Pd,SD dan Jusmaniah,S.Pd.SD  seorang guru kelas V SD Negeri 018 Singkep Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga.


d.      Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan ( Observasi ) dan siklus I ternyata pada siklus kedua diperoleh temuan bahwa dengan melakukan diskusi dan persentasi, siswa dengan mudah memahami  materi pembelajaran dan dapat menarik minat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

C.    Teknik Analisis Data
Untuk mengumpulkan data-data perbaikan penelitian,penulis menggunakan instrument sebagai berikut :
1.      Lembar  Observasi
Kegiatan observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu, yaitu untuk mengumpulkan data-data hasil perbaikan. Observasi daalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap penulis sebagai peneliti oleh supervisor 2 dan pengamatan (observasi) terhadap siswa sebagai subjek penelitian.Lembar observasi terhadap guru sebagai peneliti adalah jurnal yang telah disediakan oleh UT yang digunakan untuk observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

2.      Lembar tes / soal – soal tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran,data-data dikumpulkan melalui hasil tes pembelajaran.Tes pembelajaran.Tes pembelajaran berupa soal-soal tes yang disusun dalam RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) setiap siklus.

Teknik analisis data pada penelitian perbaikan ini secara kuantitatif dan kualitatif.Data kuantitatif  ( hasil belajar ) diperoleh dari hasil Lembar Evaluasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus 1 dan 2. Rumusan yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik adalah :
                                           Skor Benar
Hasil Belajar =                                                      x 100
                                         Skor Maksimal

Sedangkan persentase ketuntasan peserta didik dengan rumusan :

    
Jumlah Peserta didik yang tuntas
Persentase :                                                                    X  100 
Jumlah Keseluruhan Peserta didik



BAB IV
Hasil dan Pembahasan

A.           Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1.      Siklus I
a.       Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan siklus I mata pelajaran Matematika pada hari Rabu,22 April 2015 diikuti oleh 20 peserta didik kelas V.B yang terdiri dari  8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 1 x pertemuan  (2 x 35 menit).

b.      Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada prasiklus menunjukkan bahwa peserta didik memperoleh nilai ≥ 62 pada mata pelajaran Matematika sebanyak 2 dari 20 peserta didik atau 10 %. Dan peserta didik yang mendapatkan nilai ≤ 62 sebanyak 18  dari 20 peserta didik atau 80 %. Ini berarti kriteria pada prasiklus pada mata pelajaran Matematika masih banyak kekurangannya untuk memenuhi target yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat   nilai ≥ 62 atau sebesar 85 % lebih.

c.       Refleksi
Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar peserta didik belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keseluruhan yang diamati yaitu:

Kelebihan Pembelajaran pada siklus I :
1)      Peserta didik tampak antusias pada kegiatan awal pembelajaran.
2)      Penulis memulai pembelajaran dengan pertanyaan motivasi untuk mengoptimalkan semangat siswa terhadap pelajaran Matematika.
3)      Penulis membagi anggota kelompok dalam pembagian tugas dalam kelompok belajar.

Kekurangan Pembelajaran pada Siklus I
1)      Penulis tidak memperhatikan pemahaman pada peserta didik tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.
2)      Penulis belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengkonstruksi sebuah pemahaman pada anak, yaitu dengan mengaitkan peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.
3)      Penulis kurang teliti dalam mengamati peserta didik yang termasuk harus di remedial dan yang harus diberi pengayaan;
4)      Sebagian peserta didik belum memahami hakikat dan strategi dari pembelajaran yang diikuti;
5)      Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik banyak yang ribut dan tidak memperhatikan penjelasan guru;
6)      Peserta didik kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan lain yang seharusnya dilakukan peserta didik.

d.      Analisis Data

Tabel 4.1
Daftar Nilai Siklus I kelas V.B Matematika

NO


NAMA SISWA

NILAI

KET.
1
Inki Virgo Setiady
60
TT
2
Restu Ardiansyah
70
T
3
Syahrizan Efriansyah
70
T
4
Aldena Deva Sura
60
TT
5
Laila Marta
60
TT
6
Erika
50
TT
7
Nadila Uly
60
TT
8
M.Faza Pratama
70
T
9
Mega Julianti
60
TT
10
Asterela Yolanda
80
T
11
Ridho Tito Pratama
60
TT
12
Yeazey Wahyu.P
70
T
13
Risky Helfytria
60
TT
14
Hazira
50
TT
15
Natasha Dwi Rahmi
100
T
16
Tri Fadia Meilawati
50
TT
17
Budiono
60
TT
18
Predy Pratama
70
T
19
Melianti
80
T
20
Ruanda Sapta.M
60
TT

KKM                                                   = 62
T                                                          = 7
TT                                                        = 13
Nilai rata-rata                                      =  = 65,00
Persentase tuntas                                 = 40 %
Persentase tidak tuntas                        = 60 %




Tabel 4.2
Distribusi Nilai Matematika kelas V.B

No

Skor ( S )

Frekuensi
 ( F )

%

S x F
1
100
1
5 %
100
2
90
-
-
-
3
80
2
10 %
160
4
70
5
25 %
350
5
60
9
45 %
540
6
50
3
15 %
150
Jumlah
20
100 %
1300


Grafik 1
Grafik Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus 1





a.       Tafsiran tingkat keberhasilan
Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif  tersebut maka dibuat interpretasi sebagai berikut :
1)      Sekolah telah menetapkan Ketuntasan Belajar KKM skor nilai adalah 62,maka jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 7 orang atau 40 % peserta didik.
2)      Jika dilihat dari rata-rata kelas ( 65,00 ),maka nilai peserta didik secara klasikal tersebut sudah belajar,tetapi nilai tiap peserta didik masih belum dikatakan tercapai karena masih banyak yang mendapatkan nilai ≤ 62 sebanyak 13 orang atau 60 %.
Setelah Penulis melaksanakan proses pembelajaran Matematika dengan materi “Mengenal istilah Sisi,Rusuk dan Titik Sudut pada Bangun Ruang”,Penulis melakukan penilaian terhadap 20 Peserta Didik kelas 5 B di SD Negeri 018 Singkep dalam bentuk soal esai.Hasil penilaian kurang memuaskan.Hasil belajar Peserta Didik masih rendah karena masih banyak Peserta Didik  yang belum tuntas belajar. Nilai rata-rata kelas 65,00. Dari 20 Peserta Didik,yang tuntas hanya 6 0rang atau 40 %, dan Peserta Didik yang tidak tuntas ada 13 Orang atau 60 %.Kenyataan ini juga dapat dikatakan bahwa Peserta Didik kelas 5  B belum tuntas secara klasikal.Nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 100,sedangkan nilai terendahnya adalah 50.Selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah masih terlalu besar.hal ini menunjukkan tingkat pemahaman 20 Peserta Didik kelas 5 B Sd Negeri 018 Singkep pada pelajaran Matematika materi “Mengenal istilah Sisi,Rusuk dan Titik Sudut pada Bangun Ruang”, belum merata.

Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lagi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus II.

1.      Siklus II
Perbaikan pembelajaran dengan indikator menggambar jarring-jaring bangun ruang dikelas V.B semester 2 SD Negeri 018 Singkep Kabupaten Lingga dengan menggunakan metode Kooperatif tipe STAD. Penulis mengawali dengan merencanakan perbaikan pembelajaran, melaksanakan perbaikan pembelajaran, pengamatan dan refleksi.

Hasil perbaikan siklus I sudah ada perubahan kearah yang lebih baik dibandingkan pada proses pembelajaran sebelumnya walaupun masih ada sebagian peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Keberhasilan ini digunakan peneliti untuk menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II dengan metode kooperatif tipe STAD.

1.             Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan siklus II mata pelajaran Matematika pada hari Rabu, 29 April   2015 diikuti oleh 20 peserta didik kelas V.B yang terdiri dari  8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 1 x pertemuan  (2 x 35 menit).


2.             Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus II menunjukkan bahwa peserta didik memperoleh nilai ≤ 62 pada mata pelajaran Matematika hanyan 2 orang dari 20 peserta didik atau 10 %. Dan peserta didik yang mendapatkan nilai  ≥ 62 sebanyak 18  dari 20 peserta didik atau 90 % ketuntasan. Ini berarti kriteria pada siklus II pada mata pelajaran Matematika sudah memenuhi target yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapatkan nilai  ≥ 62 sebanyak 18 orang dengan rata-rata kelas 80,00

3.             Refleksi
dari hasil refleksi pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, penulis menyusun perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II dengan fokus perbaikan :
1)      Menggunakan metode dengan penguatan berupa tanya jawab yang lebih efektif.
2)      Memberikan bimbingan secara khusus kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
3)      Melibatkan peserta didik secara keseluruhan.

Berdasarkan dari tabel dan grafik analisis nilai hasil evaluasi Siklus 2  diperoleh data 2 orang peserta didik mendapat nilai  ≤  62. Sedangkan yang mendapat nilai baik diperoleh data 18 orang. Dari data tersebut dapat diartikan sudah terjadi peningkatan yang signifikan nilai dari Pra Siklus sampai siklus 2. hanya ada 2 siswa yang nilainya tidak mencukupi KKM. Hal itu dapat ditutupi dengan proses pembelajaran selanjutnya untuk lebih fokus dengan seluruh peserta didik agar tidak ada lagi siswa yang ketinggalan pengetahuan dalam pembelajaran.

 a.       Analisis Data

Tabel 4.3
Daftar Nilai Siklus II kelas V.B Matematika

NO


NAMA SISWA

NILAI

KET
1
Inki Virgo Setiady
70
T
2
Restu Ardiansyah
80
T
3
Syahrizan Efriansyah
90
T
4
Aldena Deva Sura
70
T
5
Laila Marta
70
T
6
Erika
80
T
7
Nadila Uly
90
T
8
M.Faza Pratama
70
T
9
Mega Julianti
70
T
10
Asterela Yolanda
100
T
11
Ridho Tito Pratama
80
T
12
Yeazey Wahyu.P
80
T
13
Risky Helfytria
60
TT
14
Hazira
60
TT
15
Natasha Dwi Rahmi
100
T
16
Tri Fadia Meilawati
90
T
17
Budiono
90
T
18
Predy Pratama
80
T
19
Melianti
100
T
20
Ruanda Sapta.M
70
T

KKM                                     = 62
T                                            = 18
TT                                          = 2
Nilai rata-rata              =  = 80,00
Persentase tuntas                     = 90 %
Persentase tidak tuntas           = 10 %




Tabel 4.4
Distribusi Nilai Matematika kelas V.B

No

Skor ( S )

Frekuensi
 ( F )

%

S x F
1
100
3
15 %
300
2
90
4
20 %
360
3
80
5
25 %
400
4
70
6
30 %
420
5
60
2
10 %
120
6
50
-
-
-
Jumlah
20
100 %
1600



Grafik 2
Grafik Perolehan Nilai Peserta Didik Siklus 2



A.            Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata Matematika melalui metode pembelajaran kooperatif  tipe STAD  kelas V semester II SD Negeri 018 Singkep Kabupaten Lingga dapat dilihat dari hasil ulangan yang dilaksanakan dalam  pembelajaran pada siklus I dan siklus II yang disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Siklus 1 dan 2
Siklus
Jumlah
KKM  62
Jumlah Nilai
Rata-rata
TT
T
Persentase T
I
20
13
7
40 %
1170
65,00
II
20
2
18
90%
1580
80,00
                                                                                                    

Grafik 3
Rekapitulasi Ketuntasan Siklus 1 dan Siklus 2



Pembelajaran Siklus 1
Pembelajaran  siklus 1 diperoleh gambaran sebagai berikut :
1)      Keterlibatan siswa ada kenaikan  dari  prasiklus ke siklus 1.hal ini dikarenakan penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran
2)      Hasil belajar siswa mengalami kenaikan menjadi 65,00 (dibandingkan dengan prasiklus rata-rata kelas hanya 50,85).
3)      Ketuntasan belajar siswa naik dari 20 % ketuntasan (Prasiklus) sebelum diadakan PTK menjadi 40 % setelah perbaikan pembelajaran.
4)      Secara umum,  prestasi siswa mengalami peningkatan tetapi secara individu masih ada beberapa siswa yang masih tetap, belum menunjukan peningkatan  (stagnan).

Pembelajaran  Siklus 2
Pembelajaran siklus 2 diperoleh gambaran sebagai berikut :
1)        Hasil belajar siswa mengalami kenaikan dari rata-rata nilai  65,00 dari perbaikan siklus 1 menjadi 80,00  (setelah perbaikan pembelajaran siklus 2 )
2)        Ketuntasan belajar siswa naik dari 40 %  sebelum diadakan siklus 1 menjadi 80 % setelah perbaikan pembelajaran disiklus 2.
3)         Secara umum,  prestasi siswa mengalami peningkatan sekitar 40 % tetapi secara individu masih ada beberapa siswa yang masih tetap,belum menunjukan peningkatan  (stagnan). Tetapi masih bisa ditutupi dengan nilai rata-rata kelas 80,00.

 Penelitian pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STAD berhasil untuk mata pelajaran Matematika dengan materi Bangun Ruang ini.hal ini dapat dilihat dengan kelebihan yang dikemukakan oleh Slavin (1997:21) cooperative learning mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1)      Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku.
2)      Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan akademisnya.
3)      Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.

Dari  uraian di atas bahwa untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif metode STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik.

 BAB V
Simpulan dan Saran Tindak Lanjut

A.           Simpulan

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran Matematika melalui metode pembelajaran kooperatif  tipe STAD dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1)      Perbaikan pembelajaran matematika melalui melalui metode pembelajaran kooperatif  tipe STAD ternyata dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
2)      Kelengkapan peralatan siswa, kelas dan media pembelajaran merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam menciptakan ketuntasan dan optimalisasi proses kegiatan pembelajaran.
3)      Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD, ketuntasan belajar siswa naik dari 40 %  sebelum diadakan siklus 1 menjadi 80 % setelah perbaikan pembelajaran disiklus 2.
4)      Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD memang menuntut lingkungan pembelajaran yang sesuai, harmonis, menarik dan saling melengkapi, oleh karena itu guru dituntut harus dapat merencanakan, mengatur, menata, dan melaksanakan proses pembelajaran dengan langkah-langkah yang sistematis dan baik.

A.           Saran dan Tindak  Lanjut
Ada beberapa saran yang perlu disampaikan diantaranya :
Untuk rekan guru
1.      Guru harus dapat memilih dan menerapkan metode yang tepat, akurat, simple dan sesuai untuk membahas suatu materi pelajaran sehingga peserta didik dapat dengan mudah menerima dan menyerap materi pelajaran yang disampaikan.    
2.      Guru harus dapat memanfaatkan media pembelajaran yang ada seoptimal mungkin, sehingga dengan media yang sederhana dan terbatas menghasilkan hasil belajar yang maksimal.
3.      Guru harus punya inisiatif dan mampu untuk mengadakan perbaikan, baik pada dirinya sendiri maupun pada kualitas hasil belajar siswanya siswanya, janganlah pernah merasa puas dengan hasil yang telah dicapai.
4.      Guru harus punya tehnik tersendiri dalam menghadapi aneka ragam latar belakang  sosial siswa yang berbeda agar tercipta pembelajaran yang harmonis, kondusif dan sesuai dengan harapan.     

Untuk Peserta Didik
Dalam proses kegiatan pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengkonsentrasikan perhatiannya pada materi pelajaran yang disampaikan, sehingga segala hal yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dan diserap secara optimal.

Untuk sekolah
Untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran, sebaiknya sekolah berusaha melengkapi media pembelajaran yang masih kurang atau yang masih diperlukan baik oleh guru maupun oleh siswa, sehingga proses kegiatan pembelajaran akan terlaksna dengan lebih sempurna.      


DAFTAR PUSTAKA

Tim FKIP UT, 2014,cetakan keenam, Pemantapan Kemampuan Profesional, Universitas Terbuka,Banten
Depdiknas ( 2008 ) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kelas V
I.G.A.K Wardani, Kuswara Penelitian Tindakan Kelas (IDIK 4008) Penerbit Universitas Terbuka
Anitah S.W; dkk. (2009) Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta:Universitas Terbuka
Winataputra U S;  dkk. (2007) Teori Belajar dan Pembelajaran.  Jakarta: Universitas Terbuka
Yasa D (2008) Model Pembelajaran Kooperatif.








Comments

Popular posts from this blog

Contoh Naskah Drama 7 orang + 1 Narator